JAKARTA, KOMPAS.com - Kepala Dinas Perhubungan DKI Jakarta Syafrin Liputo mengatakan, moda transportasi massal light rail transit ( LRT) Pulogadung-Kebayoran Lama akan dibangun sepanjang Rp 19,7 kilometer.
LRT tersebut akan dibangun dengan skema pembiayaan kerja sama pemerintah dan badan usaha (KPBU). "Total 19,7 kilometer, (investasinya) sekitar Rp 15 triliun," ujar Syafrin di Balai Kota DKI Jakarta, Selasa (10/12/2019).
Syafrin menuturkan, LRT Pulogadung-Kebayoran Lama akan melintasi kawasan Senen, Kebon Sirih, hingga Tanah Abang. "Usulan yang akan kami bangun itu adalah LRT mulai Pulogadung, kemudian Perintis Kemerdekaan, masuk ke Suprapto, Senen, Tugu Tani, Kebon Sirih, Tanah Abang," kata dia.
Dari Tanah Abang, LRT tersebut kemudian akan melintasi Jalan KS Tubun menuju Kebayoran Lama. "Dari Tanah Abang turun ke KS Tubun, ke Kebayoran Lama, trasenya seperti itu," ucap Syafrin.
Badan usaha yang sudah mengajukan kerja sama pembangunan LRT Pulogadung-Kebayoran Lama, yakni PT Pembangunan Jaya. Pembangunan Jaya berkewajiban menyiapkan seluruh studi proyek tersebut dan membangun sarana LRT, termasuk rollingstock.
"Kami membangun prasarana, untuk sarananya itu oleh badan usaha penyelenggara. Sekarang calon pemrakarsanya sudah ada, sudah mengajukan, oleh sebab itu kami harus support dengan kesiapan prasarana," tutur Syafrin.
Pembangunan LRT Jakarta akan menelan biaya sekitar Rp 15 triliun. Rinciannya, sekitar Rp 12 triliun dibebankan kepada Pemprov DKI melalui APBD, dan sekitar Rp 3 triliun dibebankan kepada PT Pembangunan Jaya.
Selain mengacu pada aturan tentang KPBU, Dinas Perhubungan DKI juga mengacu Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2007 tentang Perkeretaapian. "Sesuai dengan undang-undang perkeretaapian, pemerintah memiliki kewajiban untuk membangun prasarana kereta api, dalam hal infrastruktur prasarananya," ujar Syafrin.